Apakah lintasan maksiat di benak kita sudah termasuk dalam hitungan dosa?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin pernah ditanya: Apakah jika di benak kita terlintas keinginan untuk berbuat dosa atau maksiat, namun tidak sampai melakukannya sudahkah dianggap dosa atau keharaman?
Jawaban Syaikh Muhammad rahimahullah:
Punya pikiran untuk bermaksiat tidak dianggap sebagai suatu dosa atau keharaman. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah memaafkan umatku jika hanya terlintas dalam dirinya selama tidak diamalkan atau tidak dibicarakan.” (HR. Abu Daud dalam sunannya)
Namun jika ia sudah bertekad untuk melakukan maksiat lalu ia tahan karena takut pada Allah sehingga ia pun mengurungkan melakukan maksiat, maka seperti itu dicatat sebagai satu kebaikan yang sempurna.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Allah mencatatnya mendapat satu kebaikan yang sempurna. Akan disebut, ia telah meninggalkan maksiat karena Allah.
Akan tetapi, jika seseorang terpikir maksiat, hendaknya ia memalingkan dari pikiran semacam itu. Pikiran seperti itu bisa terus berkembang dan bertambah parah, sehingga menjadi tekad dan azam yang kuat yang akhirnya bisa berujung pada amalan maksiat. Tentu, yang bisa selamat hanya orang-orang yang diselamatkan oleh Allah.
Sumber: Silsilah Fatawa Nur ‘ala Ad-Darb, kaset no. 289, bahasan Ushul Al-Fiqh wa Qawa’iduhu
Allahumma inna nas-aluka ‘ilman naafi’a. Ya Allah, kami memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat.
—
Kota Nabi, 17 Rabi’ul Awwal 1437 H
Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi: Muhammad Abduh Tuasikal
Rumaysho.Com, Channel Telegram @RumayshoCom, @DarushSholihin, @UntaianNasihat, @RemajaIslam